cak mmin ashobiyah

JAKARTA (voa-islam.com) - Direktur The Community Of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengecam pernyataan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar yang melecehkan ROHIS sebagai organisasi pelajar yang radikal dan culun-culun.
Menurutnya Muhaimin telah mengkambinghitamkan ROHIS ditengah kegalauan NU yang makin dilupakan generasi muda Islam.
“Muhaimin telah mengkambinghitamkan ROHIS dengan stigma negatif dan melecehkannya di tengah kegalauan NU yang mulai dilupakan generasi muda Islam hari ini. Bahkan kemudian menjadi alasan perlunya membenahi pendidikan di Indonesia yang dianggap rusak karena eksistensi ROHIS di sekolah-sekolah. Pandangan ini jelas ngawur dan tidak relevan,” ungkapnya kepada voa-islam.com, melalui pesan singkat, pada Kamis (6/11/2012).
Ia menegaskan bahwa pernyataan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berasal dari logika yang dangkal dan sikap ashobiyah.
“Ini logika yang dangkal dan berangkat dari paradigma ashobiyah sempit (fanatisme golongan) yang sangat dibenci oleh Islam. Muhaimin panik kalau remaja dan pemuda lebih condong kepada Islam daripada kepada golongan semacam NU,” tegasnya.
...Muhaimin telah  mengkambinghitamkan ROHIS dengan stigma negatif dan melecehkannya di tengah kegalauan NU yang mulai dilupakan generasi muda Islam hari ini
Sikap ashobiyah Muhaimin Iskandar itu, sambung Harits, juga bisa merusak ukhuwah Islamiyah dengan membentuk dikotomi di tengah umat.
“Ini jelas sekali menunjukkan Muhaimin adalah termasuk corong-corong ashobiyah yang merusak ukhuwah Islamiyah dengan membuat dikotomi radikal, moderat dan semisalnya,” imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kongres Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) XVII dan Ikatan Pelajar Puteri Nahdlatul Ulama (IPPNU) XVI, Muhaimin Iskandar telah memberikan stigma negatif terhadap ROHIS dengan menyatakan bahwa organisasi pelajar itu radikal dan culun.
"Siswa-siswi SMA kita kini tidak kenal NU, kenalnya Rohis, yang hasilnya radikal dan culun-culun itu. Oleh karena itu mari kita benahi pendidikan, modalnya adalah percaya diri. Kalau tidak percaya diri jangan pernah ngaku jadi anak buah KH. Hasyim Ashari dan Gus Dur yang kokoh dan berani," kata Muhaimin di Asrama Haji Palembang, Minggu (2/12/2012)

dur gusdur

Setelah politikus Partai Demokrat Sutan Bhatoegana menyebut Gus Dur lengser karena kasus korupsi, kini nama Gus Dur kembali dikaitkan dengan permasalahan yang sama. Kali ini ditemukan  soal ujian semester ganjil dengan mata pelajaran sejarah untuk siswa Madrasah Aliyah (MA),  berbentuk pilihan ganda yang mempertanyakan apa penyebab jatuhnya pemerintahan Gus Dur? Soal ujian mata pelajaran Sejarah itu membuat pengikut Gus Dur terusik.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Karimiyah, Sawangan, Depok, KH Damanhuri  adalah orang pertama yang menemukan soal UAS tingkat Madrasah Aliyah se-Jawa Barat mata pelajaran sejarah yang melecehkan Presiden kelima RI Abdurrahaman Wahid. Pelaksanaan UAS bidang sejarah yang dilaksanakan pada 5 Desember lalu tersebut.
Dalam soal ujian dalam bentuk pilihan ganda itu  dipertanyakan penyebab jatuhnya pemerintahan KH Abdurrahman Wahid. Ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun kunci jawaban mengatakan jika Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Soal itu dibuat Musyawarah Kelompok Kerja Madrasah Aliyah (MK2MA) Provinsi Jawa Barat itu, dinilai Damanhuri tidak etis dan menyesatkan. Dia meminta agar pembuat soal ujian tersebut diproses secara hukum.

"Memang ada beberapa pilihan jawaban di sana, namun di kunci jawaban mengatakan jika Gus Dur lengser karena kasus Brunei Gate dan Bulog Gate. Jelas, ini sangat menyesatkan masyarakat dan para siswa yang tidak tahu apa-apa,” ujar Damanhuri.
KH. Damanhuri yang selama ini dikenal sebagai pengikut Gus Dur mengatakan, pembuat soal ujian harus diproses. Tidak benar jika Gus Dur lengser karena kasus tersebut dan harus ada pelurusan sejarah. Selain itu, tidak ada di buku pelajaran Sejarah jika Gus Dur turun dari jabatannya karena kasus korupsi, dan para siswa pun tidak pernah mempelajari sejarah tersebut
Diprotes Warga NU
Atas soal ujian tersebut, kaum muda Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Sukabumi mengecam “pencemaran nama baik” KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dalam soal ujian akhir semester (UAS) Madrasah Aliyah (MA) se Jawa Barat. Mereka meminta kasus penghinaan ini diusut tuntas.

‘’Kami mengecam keras karena ini merupakan pembohongan sejarah,’’ ujar Wakil Sekretaris Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Sukabumi, Daden Sukendar, Senin (10/12).

Menurutnya, keberadaan soal ini sengaja dibuat oleh para penyusun soal. Oleh karenanya, kata Daden, PCNU Sukabumi mendesak pihak berwenang untuk mengusut tuntas kasus ini. Langkah tegas diperlukan agar upaya pencemaran nama baik Gus Dur tidak terulang kembali di kemuian hari.
Sementara itu, Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Depok langsung mendatangi pihak pembuat soal untuk mengklarifikasi mengapa sampai muncul soal seperti itu pada UAS yang diselenggarakan Rabu, 5 Desember lalu. Terkait hal itu, pihak GP Anshor juga tengah menelusuri siapa pembuat soal yang memasukkan butir soal tersebut.

Ketua PC Anshor Kota Depok Abdul Kodir mengatakan, kejadian tersebut bisa menyesatkan siswa. Pihaknya juga sudah meminta pertanggungjawaban pihak Kemenag Jawa Barat. “Soal UAS seperti itu tidak pantas untuk dimasukkan dalam pelajaran Sejarah apalagi sampai diujikan. Bagi kaum Nahdliyin, Gus Dur merupakan ulama yang menjadi suri tauladan,” belanya.

Gerakan Pemuda (GP) Anshor Kota Depok meminta agar Kementrian Agama (Kemenag) Kanwil Jawa Barat untuk meminta maaf secara resmi terkait soal Ujian Akhir Sekolah (UAS) yang menyebutkan Presiden kelima RI Abdurrahman Wahid (Gusdur) lengser karena kasus korupsi. Permintaan maaf tersebut harus dilakukan secara tertulis.

Lalu jatuhnya karena apa dong?

Bagaimana Kaum Yahudi Mendirikan Negara Israel?


TANGERANG (voa-islam.com) - Banyak diantara kaum Muslimin yang tidak mengetahui, tentang kisah di balik bangsa Yahudi yang memimpikan berdirinya sebuah negara, walaupun negara itu sudah dihuni oleh bangsa Palestina selama berabad-abad.

Hal itu diungkapkan ustadz Fuad Al Hazimi saat menyampaikan kuliah shubuh dengan tema, “Dari Negara Tanpa Bangsa Menjadi Bangsa Tanpa Negara; Sejarah Panjang Penjajahan Yahudi Atas Palestina.”

Lebih lanjut, mantan Imam Masjid Al Hijrah Sydney NSW Australia itu menjelaskan bahwa Yahudi telah lama memimpikan sebuah negara Israel Raya.

“Negara tanpa bangsa itulah Israel yang memimpikan Israel Raya. Ibaratnya, ada seseorang yang mengaku bahwa mbahnya pernah mimpi bahwa kamu (cucuku) berhak atas tanah yang ditinggali oleh orang lain itu. Lalu tiba-tiba dia katakan pada orang yang punya tanah itu, wahai orang yang tinggal di sini dulu mbah saya pernah berwasiat bahwa tanah ini punya saya, padahal orang yang memiliki tanah itu sudah tinggal berabad-abad.
Sementara, bangsa tanpa negara itu adalah Palestina. Penduduknya kocar-kacir kemana-mana sehingga sampai hari ini ada saja yang masih tidak mengakui negara Palestina,” jelasnya di hadapan jamaah masjid jami’ Al-Ukhuwah, Palem Semi, Tangerang, Ahad (9/12/2012).


Ironisnya, menurut ustadz Fuad Al Hazimi ternyata negara tanpa bangsa itu (Israel) justru berawal dari keyakinan Yahudi akan janji dalam kitabnya. Sedangkan bangsa tanpa negara saat ini (Palestina) justru karena tidak berdirinya kaum muslimin dengan kitab sucinya.

“Orang kafir meyakini kitab sucinya, orang muslim malah tidak percaya dengan janji-janji Allah dan peringatan dari Allah tentang situasi dan kondisi tersebut,” ungkapnya.

Ustadz Fuad pun menyitir sebuah ayat dalam Bible tentang janji terhadap orang-orang Yahudi yang kelak menjadi sebuah bangsa.

Thus saith the LORD, which giveth the sun for a light by day, and the ordinances of the moon and of the stars for a light by night, which divideth the sea when the waves thereof roar; The LORD of hosts is his name:  If those ordinances depart from before me, saith the LORD, then the seed of Israel also shall cease from being a nation before me for ever.

Beginilah firman TUHAN, yang memberi matahari untuk menerangi siang, yang menetapkan bulan dan bintang-bintang untuk menerangi malam, yang mengharu biru laut, sehingga gelombang-gelombangnya ribut, -- TUHAN semesta alam nama-Nya: Sesungguhnya, seperti ketetapan-ketetapan ini tidak akan beralih dari hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunan Israel juga tidak akan berhenti menjadi bangsa di hadapan-Ku untuk sepanjang waktu.” (Yeremia 31: 35-36).

Berdasarkan ayat Bible tersebut, akhirnya orang-orang Yahudi atas izin PBB mendirikan sebuah negara agama satu-satunya di dunia yaitu Israel. Sementara kaum muslimin yang ingin menjadikan Islam sebagai dasar negara justru dilarang.

“Inilah ayat yang mereka yakini untuk mendirikan sebuah bangsa negara agama Yahudi. Maka satu-satunya agama yang diizinkan oleh PBB dan antek-anteknya untuk menjadi bangsa, negara, sekaligus agama adalah Yahudi. Sementara umat Islam tidak boleh, Islam hanya boleh mengatur urusan pribadi sedangkan negara adalah urusan lain,” tuturnya.

Selanjutnya, Theodore Herzl seorang tokoh Yahudi kelahiran Budapest menggagas berdirinya Negara Yahudi. Tujuannya untuk membuat negara bagi orang Yahudi di Palestina, didukung oleh uang hasil sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Herzl ini juga dikenal pendiri Zionisme.
...Akan aku dirikan sebuah negara Yahudi. Jika aku mengatakan itu hari ini, mungkin seluruh dunia akan menertawakanku. Atau bisa jadi 5 dalam tahun. Namun   yang pasti adalah dalam 50 tahun setiap orang akan menyaksikannya

Dalam slide yang dipaparkan ustadz Fuad Al Hazimi mengungkapkan bahwa tahun 1897  Theodore Herzl menggelar kongres Zionis sedunia di Basel Swiss. Peserta Kongres I Zionis mengeluarkan resolusi, yang isinya: Bahwa umat Yahudi tidaklah sekedar umat beragama, namun adalah bangsa dengan tekad bulat untuk hidup secara berbangsa dan bernegara. Dalam resolusi itu, kaum zionis menuntut tanah air bagi umat Yahudi – walaupun secara rahasia – pada “tanah yang bersejarah bagi mereka” atau “Tanah Yang Dijanjikan Allah” yaitu Palestina. Sebelumnya Inggris hampir menjanjikan “tanah protektorat Uganda atau di Amerika Latin” ! Di kongres itu, Herzl menyebut, Zionisme adalah jawaban bagi “diskriminasi dan penindasan” atas umat Yahudi yang telah berlangsung ratusan tahun.

Pergerakan ini mengenang kembali bahwa nasib umat Yahudi hanya bisa diselesaikan di tangan umat Yahudi sendiri. Di depan kongres, Herzl berkata, “…Akan aku dirikan sebuah negara Yahudi. Jika aku mengatakan itu hari ini, mungkin seluruh dunia akan menertawakanku. Atau bisa jadi 5 dalam tahun. Namun   yang pasti adalah dalam 50 tahun setiap orang akan menyaksikannya”  (Negara Israel didirikan Mei 1948, 50 tahun 3 bulan, setelah catatan Herzl tersebut). [Ahmed Widad]

Beberapa Kejanggalan Seminar Terorisme di Solo

SOLO (voa-Islam.com) – Diskusi dan perbincangan seputar aksi maupun definisi terorisme sepertinya tidak akan pernah habis dan tidak pernah ada ujungnya.  Hal ini bisa dimaklumi bersama karena definisi terorisme sendiri yang diterapkan dan ditetapkan oleh para penegak hukum dalam memberantas aksi tindak pidana terorisme masih sangat kabur dan terkesan tebang milih serta sarat muatan politis.
Untuk mencari solusi alternatif dan penanganan yang tepat dan jitu dalam mengurai berbagai masalah tentang kasus terorisme yang terjadi di Indonesia, Forum Silaturahmi Mahasiswa Islam Fakultas Hukum Universitas Negeri Solo (FOSMI FH UNS) mengadakan Seminar Hukum Islam bertajuk “Teror Is (NOT) Me” yang bertempat di Aula Gedung 3 FH UNS Solo.
Menurut panitia pelaksana, tema tersebut dipilih karena sampai saat ini, pemberantasan tindak pidana terorisme yang ditangani oleh aparat penegak hukum seperti BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan Densus 88 hanya berkutat pada kegiatan-kegiatan yang berbau Islam dan para pelakunya semuanya yang dituduh sebagai teroris notabenya adalam seorang muslim.
“Kan sudah menjadi rahasia umum lagi bahwa sekarang ini masyarakat beranggapan bahwa setiap kali ada kasus terorisme mesti dikaitkan dengan Islam, dan setiap teroris pasti muslim. Nah ini kan sebuah anggapan yang tidak kita inginkan bersama,” kata salah satu panitia kepada voa-Islam.com seusai seminar berlangsung.
Maka dari itu, seminar ini diadakan sebagai upaya untuk meniadakan pikiran-pikiran bahwa teroris itu adalah seorang muslim dan terorisme adalah kegiatan yang terkait dengan Islam. Sebab, aksi-aksi teror yang terjadi belakangan ini jika dilihat dalam konteks yang lebih luas lagi, baik dari segi sosial masyarakat maupun dari segi hukum, bisa dilakukan oleh berbagai kalangan.
Aksi teror dan penyerangan kepada polisi misalnya, tidak hanya dilakukan oleh kalangan aktivis Islam, namun kalangan dan kelompok-kelompok kristen semisal OPM maupun RMS juga melakukan hal yang sama sebagaimana yang terjadi di Maluku dan Papua beberapa hari yang lalu.
Kalangan pejabat yang melakukan korupsi, secara tidak langung juga telah melakukan aksi teror dan meresahkan masyarakat. Aksi tawuran pelajar, juga telah meresahkan warga masyarakat. Buktinya, masyarakat yang ebrada disekitar lokasi terjadinya tawuran biasanya marah dan ikut membubarkan aksi tawuran pelajar tersebut.
“Harapannya seperti itu, bahwa teroris itu bukan kita (muslim-red). Sebab, banyak juga kalangan dan kelompok lain diluar Islam maupun aktivis Islam yang melakukan tindakan teror dan meresahkan masyarakat. Jadi kalau pemerintah konsisten dengan undang-undang terorisme, mereka kan ditindak,” tambahnya.
Seminar yang diselenggarakan pada Sabtu (1/12/2012) pagi menjelang siang itu menghadirkan 4 narasumber antara lain, Irjen Pol. (Purn) Ansyad Mbai Kepala BNPT, Budhi Kuswanto, SH. anggota Tim Pengacara Muslim (TPM) Jawa Tengah, Noor Huda Ismail, S.Kom. Direktur Yayasan Prasasti Perdamaian dan Burhanuddin Harahap, SH. MH. M.Si Ph.D Ahli Hukum Islam FH UNS Solo.
Jalannya Seminar Diwarnai Kejadian Tidak “Sportif” dari BNPT
Meski secara global acara seminar berjalan lancar, namun ada beberapa kejadian yang seharusnya tidak patut terjadi dalam forum diskusi yang diklaim sebagai tempat para intelektual dan akademisi untuk mengadakan tukar fikiran dan tempat mengemukakan perbedaan pendapat serta tempat mencari solusi dari sebuah masalah.
Beberapa kejadian tidak “Sportif” itu antara lain, pertama, ketika pemateri kedua yakni Budhi Kuswanto sedang memaparkan materinya, pengawal Ansyad Mbai membisiki panitia. Ternyata bisikan kepada salah seorang panitia tersebut diteruskan kepada moderator. Setelah sampai kepada moderator, para peserta kemudian baru tau kalau Budhi diminta untuk segera mengakhiri pemaparannya.
Padahal Budhi baru menyampaikan materinya sekitar 20 menit, sedangkan waktu yang diberikan kepda masing-masing pemateri yakni 25 menit sampai 30 menit. Hal ini tidak aneh karena dalam pemaparannya, Budhi memang mengetengahkan beberapa fakta terkait ketidak konsistenan Densus 88 maupun BNPT dalam menangani aksi dan kasus terorisme khususnya dalam segi hukum.
Banyak undang-undang tindak pidana terorisme menurut Budhi yang tidak diindahkan oleh Densus 88 maupun BNPT. Diapun memberikan contoh bagaimana Jaksa Penuntut Umum (JPU) ada yang sama sekali tidak memahami kasus terorisme.
“Pernah dalam sebuah persidangan, Jaksa itu salah menyebutkan sebuah istilah, ini kan fatal. Dalam Islam ada istilah Gamis (baju gamis-re). Tapi Jaksa waktu itu malah mengucapkan kata Gamis dengan Games. Ini kan membuktikan kalau aparat yang menyidangkan kasus terorisme tidak menguasai bahan dakwaan yang ia dakwakan kepada tersangka,” ucapnya dengan nada sedikit menyindir Ansyad Mbai.
Kedua, waktu sesi tanya jawab, listrik diruangan yang ber-AC tersebut tiba-tiba padam hampir 15 menit. Hal ini terjadi setelah 2 penanya menyampaikan pertanyaannya yang sangat memojokkan Densus 88 dan BNPT dan pada saat penanya ke-3 sedang menggebu-gebu “menghabisi” pemaparan Ansyad Mbai yang dianggap tidak akan menyelesaikan permasalahan terorisme.
Ketiga, yakni ketika Budhi hendak memberikan kata penutupnya, tiba-tiba Ansyad Mbai menyela pemaparan Budhi. Padahal setiap pemateri sudah diberi waktu sendiri-sendiri oleh moderator dalam menyampaikan closing statemen.
Keempat, dalam kesepakatan awal bahwa termin tanya jawab akan dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama 3 penanya, dan bagian 3 penanya. Tapi, melihat para peserta yang harusnya dalam skenario BNPT diharapkan dan harusnya mendukung aksi-aksi brutal Densus 88 dalam memberantas tindak pidana terorisme malah berbalik 180 derajat. Akhirnya moderator mengakhiri seminar hanya dengan 1 termin tanya jawab.
Kelima, kejadian tidak sportif yang dilakukan Ansyad Mbai pada seminar tersebut adalah tidak dijawabnya pertanyaan para penanya yang mungkin menurut Ansyad Mbai bisa menguliti dan membuka topeng busuk Densus 88 dan BNPT.
“Ya, terus terang saya kecewa lah. Katanya forum diskusi dan tukar fikiran, tapi pertanyaan kita tidak dijawab semua dan terkesan pak Ansyad tadi ada yang ditutup-tutupi. Dan yang paling penting tadi, apa yang dia katakan tadi tidak konsisten sekali dengan apa yang dia ucapkan dan realita yang ada,” ujar Ika, salah satu aktivis Islam UNS yang merupakan penanya kedua dalam tanya jawab tersebut.

Kejanggalan Pelaporan Isu Suap PK Misbakhun ke KPK Versi MA

Jakarta - Sofyan Arsyad mengaku-aku mengetahui adanya praktik suap untuk memenangkan perkara Peninjauan Kembali (PK) Misbakhun. Laporan tersebut dia kirimkan ke KPK. Banyak kejanggalan, termasuk Sofyan yang masih misterius hingga sekarang.

Seperti berbagai informasi yang berkembang belakangan ini, dalam laporan ke KPK, Sofyan mengaku menyaksikan sejumlah uang diserahkan ke salah seorang majelis hakim agung, Mansur Kertayasa pada 2 Juli 2012. Dalam laporan ke KPK, dia menyatakan tanggal itu adalah 3 hari sebelum vonis bebas Misbakhun diketuk.

Kejanggalan muncul sebab sesuai berkas rapat majelis hakim yang dilihat detikcom bersama wartawan Tempo dan wartawan Metro TV, Selasa (4/11/2012), ternyata rapat majelis putusan PK perkara Misbakhun diketok pada 31 Mei 2012.

"Dalam rapat majelis tertanggal 31 Mei 2012, majelis sudah menjatuhkan vonis bebas. Namun karena masih ada satu hakim yang dissenting opinion, maka berkas diedarkan ulang untuk dilakukan musyawarah kembali," kata Mansyur kepada wartawan. Hal ini sesuai aturan yang berlaku di Mahkamah Agung (MA).

Lantas, dilakukan kembali rapat majelis pada 5 Juli 2012 dan hasilnya sama yaitu Mansur dan Zaharuddin Utama memvonis bebas Misbakhun. Ada pun Ardijo Alkostar menolak PK.

"Yang menentukan rapat majelis tanggal 5 Juli bukan saya, tapi ketua majelis," ujar Mansur.

"Kalau mau menyuap, mengapa tidak sebelum tanggal 31 Mei? Kan rapat majelis pertama dan bebas di 31 Mei?" tanya wartawan dan Mansur tidak memberikan tanggapan atas pertanyaan itu.

Kejanggalan lain yaitu hingga hari ini sosok Sofyan masih misterius. Dalam laporan ke KPK, Sofyan mengaku tinggal di Puri Cinere, Pangkalan jati, Cinere, Depok.

Saat detikcom menyambangi kediaman Sofyan, rumah tersebut lengang dan tidak terawat. Menurut Ketua RT 2/5, Sumardiyono (75) mengaku Sofyan sudah tidak menghuni rumah tersebut lima bulan terakhir. Menurut Sofyan, rumah ini dalam status sengketa.

"Rumahnya itu masih rebut sertifikat. Penghuninya sudah tidak kelihatan beberapa bulan yang lalu," ujarnya.

Sebelumnya, Misbakhun yang juga Komisaris PT Selalang Prima dan Dirut PT Selalang Prima, Franky Ongkowardjojo, divonis 1 tahun penjara. Hakim menyatakan keduanya terbukti memalsukan surat gadai untuk memperoleh kredit di Bank Century sehingga melanggar ketentuan dalam pasal 263. Jaksa dan Misbakhun sama-sama mengajukan banding. Di Pengadilan Tinggi DKI Jakarta, hakim menambah hukuman menjadi 2 tahun dan kasasi. Misbakhun pun PK dan dikabulkan.

Apa yang terjadi di suri'ah part 2

Siapa Basyar al Asad dan Mengapa Ia Membunuh Ahlussunnah?

Basyar al Asad adalah pemimpin partai Bath di Suriah yang berideologi sosialis. Namun secara pribadi ia berideologi Syiah Nushiariyah, salah satu sekte Syiah yang ekstrim. Dengan demikian tidak heran Rusia yang berpaham komunis dan Iran yang merupakan manifestasi ajaran Syiah, membantu pemerintahan Baysar al Asad memerangi umat Islam dan para oposisi, tujuannya agar Baysar al Asad tetap langgeng di tanah Arab dan cita-cita revolusi Iran untuk mensyiahkan Arab pun tercapai.
Apabila pembahasan ini dibicarakan dari kaca mata politik saja, tentu kita tidak akan mencapai substansi permasalahan dan pembahasan pun akan simpang siur dikarenakan ketidakpastian berita dan banyaknya kepentingan. Agar lebih menyentuh substansi permasalahan, pembahasan ini haruslah dibahas dari kaca mata ideologi, yang mana merupakan penggerak utama aktivitas seseorang atau kelompok.
Syiah merupakan ajaran yang sudah sangat lama ada, jauh sebelum keberadaan Amerika dan negara-negara Barat lainnya. Ajaran ini dicetuskan oleh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi yang berpura-pura masuk Islam untuk memecah belah Islam dari dalam. Keberadaan mereka di tengah kaum mulimin selalu menimbulkan kerugian dan pertumpahan darah. Bagi orang-orang yang mempelajari sejarah tentunya akan tahu apa yang menyebabkan jutaan umat Islam tewas di Baghdad oleh tentara Mongol dan mengapa pula Timur Lang membantai sekian banyak umat Islam pada masanya berkuasa. Semua itu karena pengaruh Syiah. Lalu apa ideologi Basyar al Asad dan Timur Lang yang membuat mereka yakin mengobarkan peperangan dan tega untuk membunuh melakukan pembantaian. Berikut ini kami kutipkan dari buku-buku Syiah, bagaimana mereka memandang Ahlussunnah.
Dari Daud bin Farqad, dia berkata, saya berkata kepada bapakku, Abdullah ‘alaihissalam “Apa pendapatmu tentang pembunuhan terhadap pembangkang?” Dia menjawab, “Halal darahnya, tetapi saya merasa khawatir kepadamu. Jika kamu mampu menimpakan dinding atau menenggelamkannya ke dalam air agar tak ada seorang pun yang melihatnya, maka lakukanlah.” (Wasail Asy Syiah, 18:436, Bihar Al Anwar, 27:231). Khomeini –pemimpin revolusi Iran- mengatakan, “Jika kamu mampu untuk mengambil hartanya, maka ambillah dan berikan kepada kami seperlimanya.”
Sayid Ni’matullah Al Jazairi berkata, “Sesungguhnya Ali bin Yaqthin, pembantu Rasyid berkumpul di dalam penjara yang dihuni oleh sekelompok pembangkang (Ahlussunnah), maka dia menyuruh budak-budaknya untuk meruntuhkan atap agar menimpa orang-orang yang ada di penjara sehingga mereka semuanya mati dan jumlah mereka adalah lima ratus orang laki-laki.” (Al Anwar anNu’maniyah, 3:308)
Ni’matullah al Jazairi mengatakan, “Mereka (Ahlussunnah) adalah orang-orang kafir yang najis berdasarkan kesepakatan ulama Syiah Imamiyah. Mereka lebih jahat daripada Yahudi dan Nashrani. Dari tanda orang yang membangkang adalah lebih mengutamakan selain Ali dalam imamah.” (Al Anwar an Nu’maniyah, 206-207).
Oleh karena itulah, Basyar dan tentaranya tega melakukan kekejaman sedemikian rupa karena ada motivasi ideologi yang menuai pahala (jihad). Demikian juga selogan pasukan Iran ketika membantu pasukan Suriah memerangi Ahlussunnah, mereka mengatakan, “Uqtulul sunnah dakhola al jannah.” Bunuhilah orang-orang Ahlussunnah maka akan masuk surga.  Ketika diwawancari di stasiun televisi, saat ditanya apakah ia (Basyar) merasa bersalah melakukan pembantaian tersebut, ia mengatakan “Saya telah melakukan hal yang terbaik untuk melindungi orang-orang (menurut dia), jadi mengapa harus merasa bersalah.

Apa yg terjadi di suriah

Pergolakan di Suriah sudah terjadi lebih dari satu tahun, sejak 15 Maret 2011 sampai saat ini lebih dari 11.000 orang tewas dan ribuan bangunan hancur. Peristiwa ini merupakan akumulasi dari tindakan represif pemerintah Suriah sejak dahulu.
Pada masa pemerintahan Hafiz al Asad, -ayah dari presiden sekarang, Basyar al Asad- rakyat Suriah khususnya dari kalangan Ahlussunnah ditindas dan dibantai:
  • 12 April 1980, pemerintahan Al Asad membunuh ratusan orang di kota Hamah.
  • 27 Juni 1980 sekitar 1500 orang-orang yang ditawan pemerintah terdiri dari pihak oposisi, dosen, cendekiawan, dan ulama tewas di penjara kota Tadmur.
  • 11 Agustus 1980 serangan terhadap penduduk kota Halb menewaskan 100 orang.
  • Tahun 1982 tentara Suriah di bawah kendali presiden Hafidz Al Assad dan saudaranya Raf’at Al Assad kembali melakukan pembantaian terhadap Ahlussunnah di kota Hama. Dalam penyerangan selama 1 bulan mereka berhasil menguasai kota dan membantai 70.000 penduduk kota hama. Mereka menculik lebih dari 20.000 penduduk, melakukan pemerkosaan terhadap wanita, menghancurkan rumah, bangunan, masjid, gereja serta pasar. Dalam penyerangan tersebut lebih dari 10.000 penduduk terpaksa mengungsi keluar kota Hama.
Terlalu panjang untuk diceritakan kebiadaban rezim Al Asad ini dan sangat sulit diterima oleh akal kekejaman yang mereka lakukan terhadap rakyatnya, namun inilah realitanya. Kita bisa saksikan video-video pembantaian seperti itu.

Hello there!

Text Widget

Follow us